Wednesday 21 February 2007

NGE-GELE BIKIN ENDUT LHO!

Suatu sore di dalam laboratorium XXX sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung (tepatnya, cabang Djatz alias Jatinangor). Saya dan seorang teman sedang mengobrol. Awal mula pembicaraan adalah ketika seorang teman saya dari jurusan psikologi mencari orang untuk dijadikan bahan skripsinya. Setahu saya Powpowh – begitu ia biasa dipanggil – adalah seorang mantan alkoholik. Dan kami pun akhirnya mengobrol banyak. Entah juga bagaimana awal mulanya percakapan kami.

”Gue mulai merokok sejak kelas 1 SMP. Lanjut nyimeng pas kelas 2 SMP. Mulai SMA gue minum deh. Paling aman di kantin, kalo di WC kadang suka ada bekas suntikan buat morfin.” Powpowh memulai ceritanya.

”Gue suka nge-gele Budhastick, semacam ganja merah buatan Palembang yang sering gue dapat dari Cicadas. Dan lo jangan salah. Nge-gele tuh sebenernya nambah nafsu makan. Nih badan gue jadi melar gini. Kalo cuma nge-rokok, itu yang bikin kurus karena rokok mengurangi nafsu makan. Tapi yang bikin gue paling BT adalah hobi minum gue menghasilkan efek perut buncit.” Ia bercerita sambil mengepulkan asap rokoknya. Rokok biasa, filter. Saya bisa pastikan itu karena saya yang mentraktir dia, saya beli langsung rokoknya buat dia.

”Awal nyoba minum dari yang beverage (sedang) dulu. Lalu gue minum liquer dan vodka.” Menurut Powpowh, liquer adalah sejenis wishky. Ada wishky black lable yang netral dan tidak berbau, dan ada yang red lable yang berbau seperti minyak tengik. Tapi menurutnya, tiap orang punya kesukaannya sendiri. “Gue suka black lable. Gila aja yang red, rasa dan bau kayak kecoak gitu. Kalo vodka tuh naeknya (mabuk) drastis dan rasa pahang yang aneh, nyenggrak. Tapi kalo liquer naik pelan dan awet (maksud dia awet mabuk).”

Powpowh biasa minum Baccardy, Smirnoff, Jack D, dan tequilla. “Tequilla rasanya pahit. Dan kalo lo di tempat ajeb-ajeb (clubbing), pasti suguhan tequilla dibarengin ama penetral yaitu jeruk nipis dan garam. Dan satu hal lagi, gue engga pernah jackpot! Temen-temen gue ada yang sampe muntah dan bahkan engga bisa nahan buang hajat segala. Gue pernah minum 2 botol vodka sekaligus dan hasil akhirnya gue cuma keringetan parah, melayang, lutut lemas, dan jatuh ngejoprak. Kandungan alkohol di vodka dan minuman yang gue sebutin tuh 40% ke atas.” Maksud 40% di sini tentu saja kandungan alkoholnya.

“Yang pasti sih bikin on iya. Dan kalo masalah gue maen ama cewe apa engga, yah itu mah ibarat sayur lodeh kagak pake garem, kurang berasa!” Maksudnya, alkohol bisa meningkatkan libido. Dan tentu saja dia pernah menuntaskan hasratnya dengan wanita-wanita yang mau untuk itu. Untuk informasi yang satu ini, Powpowh memilih untuk tidak menceritakannya secara mendetail. ”Sejujurnya sih sempat juga ada perasaan bersalah.”

”Untuk cewe, ada countreau yang rasa cherry dan chivas regal yang strong rasanya tapi lembut naiknya. Buat yang engga biasa ama alkohol, langsung minum vodka yang jenisnya cepet bisa bikin kesedek sampe idung. Dan istilah alergi alkohol tuh sebenernya engga ada. Ruam-ruam badan merah-merah panas dan gatal? Yang ada itu badan yang lagi engga fit dipaksa masuk minuman. Bukan fun malah susah yang didapet.”

”Mungkin karena gue anak tunggal dari keluarga broken home, jadi gue terbiasa menyelesaikan masalah sendiri dan gue memang hanya mencari kesenangan dengan semua ini. Gue bukan junkie. Suka juga dapet barang gratisan dari temen, neken rame-rame.” Maksudnya neken adalah minum. “Pokoknya gue engga mau ketagihan, selain karena alasan ekonomi juga sih. Kalo junkie tuh dosisnya makin lama makin besar, kalo gele doang mah gue atur sendiri biar engga ketagihan. Gue nge-gele cuma kalo gue pengen dan cari fun.” Gele atau chimenk adalah sebutan gaul untuk ganja

“Paling seru tuh waktu gue maen di Yogyakarta. Gue minum Lapen (Powpowh bilang itu adalah nama sejenis tuak tradisional Yogya) 2 liter abis berdua doang ama sodara gue. Engga kerasa karena kita sambil ngobrol. Ada di banyak tempat lesehan. Hasilnya gue ngejoprak (maksudnya jatuh saking mabuknya) parah mampus dan itu rekor banget. Gue gak ngerti ya, abisnya tu Lapen naik slowly but sure, dan gak ada labelnya lah jadi mana gue tau berapa kadarnya.”

Powpowh cerita kalau Lapen terbuat dari air sisa fermentasi beras ketan baik putih maupun hitam. Sementara ada bir ketan yang terbuat dari beras ketan hitam atau putih yang diblender lalu diambil sarinya. Bingung juga saya sebenarnya. Yang jelas kata Powpowh, semua bir tradisional Yogyakarta itu enak dan dijual bebas di sana.

”Gue sempet mau coba bikin minuman dari gele, yang katanya sih di Swiss atau entah itu di mana, minuman dari gele udah banyak beredar dijual dalam kaleng-kaleng minuman kayak minuman soda yang biasa ada. Gampang sih harusnya, berhubungan dengan kimia organik. Aplikatif kan ilmunya?”

Saya dan Powpowh lantas berandai-andai. Ide bagus. Rasanya sih itu akan menjadi menarik. Bagus kan, gedung kimia-nya (nya yang entah merujuk ke siapa) diubah jadi pabrik minuman gele. Yang difermentasi bukan sekadar ketan, tapi daun ganja. Pada dasarnya kan fermentasi bisa dipastikan memiliki hasil akhir berupa alkohol. Tinggal diatur kadarnya dan jenis alkohol apa yang mau diminum? Yang jelas bukan etanol 70% untuk membersihkan luka itu. Nanti pajak penghasilan bisa untuk devisa negara. Weits, tampak aplikasi ilmu yang salah arah ini. Hush hush! Saya dan Powpowh sama-sama mengusap kepala tanda menghapus pikiran tidak baik semacam membuat pabrik minuman gele.

”Banyak yang bilang, minum bikin idiot. Tapi buktinya gue lulus juga kan nih?!” Saya jadi berpikir, lantas kalau begitu saya tidak minum tapi saya tetap idiot dan belum lulus? Apa mending ikut minum saja sekalian? Tidak tidak!

”Dan gue akhirnya memutuskan untuk stop total dari konsumsi semua itu. Paling ngerokok biasa kayak sekarang ini. Thanks ya bos.” sambil berkata begitu Powpowh menoleh ke arah saya. ”Umur gue udah menjelang 25. Gue mau cari kerjaan bener dan hidup bener, punya istri dan anak. Kalo tetap nge-gele bisa ngaruh ke kerjaan gue dan godaan pastinya banyak banget.”

”Gue sempet sakit waktu tingkat 3 kuliah, total seminggu dirawat di ICU. Usus bolong gara-gara alkohol. Gue kena infeksi saluran kencing. Rusak kena alkohol. Tapi setelahnya gue malah main selama cuti gue yang setahun lamanya. Gue sibuk nge-band, hobi gue sekaligus cari kerjaan. Jadi sekalian aja karena percuma gue maksa kuliah, orang gue tidur tiap malam jam 3 atau 4. Mana bisa bangun pagi? Pas band gue bubar, baru gue memutuskan untuk back to school. Tapi asli, kesadaran gue untuk berhenti total bukan gara-gara sakit. Dan gue berhenti dengan langsung total stop ketika menyadari umur gue semakin bertambah. Dan tentunya dengan mencoba untuk lose contact dengan temen-temen gue dari dunia kayak gitu.”

Biar bagaimanapun, menggunakan ganja untuk kesenangan dan minum alkohol demi kepuasan batin tidaklah dibenarkan. Selain berpotensi merusak diri sendiri, kecenderungan untuk sadar dan sembuh itu jarang muncul. Tidak semua orang sanggup untuk mengatur dirinya sendiri sebaik Powpowh. Atau bahkan tidak pula semua orang mendapat kesempatan seperti Powpowh untuk menata ulang kembali hidupnya paska penghentian konsumsi ganja dan alkoholnya. Dan mungkin yang lebih ekstrim adalah, belum tentu semua orang bisa memiliki kesempatan untuk berhenti mengkonsumsi ganja, alkohol, ataupun morfin dan teman-teman lain karena keburu lewat (meninggal).

Hujan turun rintik-rintik, terlihat dari jendela laboratorium. Powpowh dan saya memutuskan untuk menyudahi pembicaraan dan pulang dari gedung yang telah lengang.

Mari kita KATAKAN TIDAK UNTUK NARKOBA. Say no to Drugs. Kita semua seharusnya berjuang untuk hidup, dan bukannya menanti untuk mati. Dan mungkin sebaiknya ganja tidak dipakai sebagai penambah nafsu makan.

1 Comments:

Blogger agung said...

mantap nih artikelnya :) kan udah dihimbaukan bang oma :) mabuk itu haram ram ram hahaha sungguh terlalu...

anyway salam kenal sis :shakehand

8/11/2009 4:58 pm  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home