Sunday 8 January 2017

Menyelamati Diri Sendiri

Tersebab terlalu banyak orang menyelamati, mengucapkan selamat, pada orang lain.

Tahun 2016 berlalu dengan banyak hal, salah satunya isi mpostink cumak 1. Salah duanya, saya sudah wisuda. Salah tiganya, jiwa saya pulang: utuh; sebenar-benar pulang, semakin menelusuri ke dalam. Perjalanan hidup memang senantiasa ke depan, tetapi spion memang ada untuk dipakai melihat sejenak ke belakang. Apa? Kiwin? Hell to the O, hellll-o. Ada banyak pencapaian dalam hidup keleus. Hambokyaaaa situ pertanyaannya kreatip dikit.

Oh iya, saya berkemajuan walau sedikit. Punyak cerpen dua bidji dimuat di Radar Cirebon. Bah! Pemalas keterlaluan! Gak latian nyerpen, gak nge(go)blog.

Tahun 2017 telah berjalan seminggu. Sementara itu, si adik sematawayang sedang memenuhi apa yang saya namakan "Ph.D before 30". Selama tiga tahun ke depan, dia akan bertengger jauhan dikit dari rumah. Namun, jika dia mau, saya tentu bersedia membantu proyek Buat-Buku-trepeling dia. Jadi, saya berniat mengatur plot hidup saya 3 tahun ke depan. Ada beberapa, jelas:

1) Freiburg. Itu jelas. Di antaranya ada Thailand, Perancis, dan Inggris. Dan mungkin bisa disensus lagi.
2) Melipir keluar negara Cirebon. Macam-macam. Ada Sigli, kabupaten Pidie dan setotal Aceh; termasuk musieum dan Titik Nol. Si adik sud melipir ke Titik Nol saat PKL. PKL gitu istilahnya? Ada kota Padang, Plembang, Lampung, Lombok? Flores sih. Bali. Kendari. Tidore. Apalagi yak?
3) Butir pertama dan kedua adalah karena ada tujuan korespondensi, yang bermakna: ada yang dikenal untuk ditanya. Bisa disederhanakan sebagai: teman. Oh, di Heresford adanya sepupu setengah bule. Jadi, kedua butiran esalah butir di atas, dieksekusinya sambil direncanakan sepenuh jiwaraga.
4) 2018 perlu membuat Buku Puisi jilid II, merayakan sewindu sejak pertama. Tentunya dengan momentum tersendiri. Materinya ada memang? Entah pun. Tambahan, jika anda mengira puisi adalah semacam syahdu-syahdu amsyong macam Rangga dalam AADC pleus menghilang 13 purnama setelah pamitan di Bandara, plis ini mah plis banget. Anda perlu piknik bacaan jauhan dikit.
5) Lhoh, tiba-tiba butir kelima. Terakhir deh. Agar lima pasal, saingan dengan Pancasila: ada lima. Menggelar lapak kupi, sejenis Kedai Kopi semi pribadi. Sebab ini cita-cita munculnya bersaing sehat dengan gagasan membuat Kantor dengan WaiFi, area merokok, dapur kupi mini dan bar mini, pleus perpustakaan.

Meskipun demikian, alllaaaakh resmi sekali, saya jugak sangat kepingin ngicipi sekolah di luar negara. Agar empirisme, maksudnya mengalami sendiri. Bisa naik jenjang atau tuker tambah gelar. Termasuk keurseus-keurseus musim panas gitu kan. Summer course. Pleus jadi rektor? Ishhh, 3 tahun sih manada. Yoweslah itu cita-cita edisi lain saja.

Apakah kesemuanya itu penanda rakus? Tidak jugak. Saya hanya sedang menantang diri sendiri. Termasuk dengan tetap rutin mengisi mBlog saya ini, dan berhenti berdalih: "aduh tampilan mBlog eikeu nista syalalaa..". Katanya lebih piteng fungsi dan isi, daripada bungkus. Bijimana dah ah.

Daripada keburu melantur, saya sudahi dulu postink di sini. Sebagai penanda, "si Blogger bernama Putri Sarinande is back!", si gueh yang hidupnya, alhamdulillah wasyukurilah wasudahlah, senantiasa punyak cita-cita.

Minggu, jelang absurditas jam 3 pagi.
8 Januari 2017.
~ Kamar Tertjinta ~

Labels:

5 Comments:

Blogger Jasmi Bakri said...

Ini nih baru tulisan.. Suka sekali dengan tulisan putri. Nyablak tapi kena!!

Saya mark ya.. Thailand, sigli, kabupaten pidie, (((((TEMAN))))).. Lagi ngomongin saya??

1/08/2017 8:09 am  
Blogger duniaputri said...

behahahaha.. Mimi, tunggu awak di Titik Nul, haghaghag..

1/12/2017 7:40 pm  
Blogger Jasmi Bakri said...

lebaran yuk.. ketika saya sudah di kampung

1/13/2017 4:43 pm  
Blogger bobo said...

Amiiin

1/13/2017 7:30 pm  
Blogger duniaputri said...

Mimi,,, KUY IH KUY.. hayukss!! ahahahh..

Bobo: gada afa-afanya, kenafaaaa, profilnya beneran bukan yaaaa..

1/15/2017 9:46 pm  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home