Friday 5 June 2020

TRAGEDI TIGA BABAK

#Menulis SepanjangJuni #BilaTakMalas #BilaTakLupa #MariMemaksaDiriSendiri



Pada Sebuah Tatapan

Keributan wabah jilid dua telah meriah di pelbagai grup WhatsApp dan media sosial. Kusimpan kembali ponselku, lalu beranjak keluar. Aku menengadah, menikmati langit malam. Akhirnya aku seperti mereka yang berkeliaran menikmati kebebasan, selepas terpenjara akibat virus mengerikan. Indahnya. Purnama telah datang. Mewarnai heningnya malam, membasahi keringnya luka. Kala kembali untuk menyelasaikan kopi latte bergambar hati yang sengaja kupesan sebagai hadiah pada diri sendiri, aku tak sengaja bertemu tatapan matanya. Terasa sungguh, tatapan matanya nan tajam seperti ingin menikam. Mengingatkanku pada seseorang yang pernah berkata, “Dasar janda gatal. Bukannya cepetan kawin lagi malah sok kecantikan.” Aku gemetar menahan marah.


Pada Sebuah Perpisahan

“Hey. Sudah cerai nih! Baru selesai prosesnya. Tinggal tunggu sertifikat keluar. Akhirnya! Jadi janda sebelum tiga puluh.” Tertegun aku melihat kiriman pesan WhatsApp yang tiba-tiba itu. Selama beberapa menit, aku hanya diam. Kulihat jam di pesan itu. Nol tujuh nol tiga. Sungguh sebuah sapaan pagi yang mencengangkan. Aku memutuskan untuk memberi balasan selamat. “Hore! Merdeka! Selamat menempuh kebebasanmu kembali.” Dalam kurang dari lima menit, balasan pesan darinnya datang. “Tinggal menunggu bacot tetangga dan omongan orang. Hahahaha! Inilah akibatnya kalau kamu muda dan goblok. Pernikahanmu berujung pada saling teriak dan pukulan melayang. Makan tuh, agama.”


Pada Sebuah Pertemuan

“SELAMAT DATANG, SEMUA! NGOBROL-NGOBROLNYA SAMBIL TETAP JAGA JARAK YAAAAA!” Sang pembawa acara berseru dengan penuh semangat. Pembawa acara ini sengaja kami sewa, khusus agar memandu kami yang telah belasan tahun tak jumpa. Kebetulan, ada seorang yang terkaya di angkatan kami. Saat hendak meraih minum, aku tersenyum pada seseorang di seberang mejaku. Entah siapa namanya, apakah pernah sekelas. Dia beranjak dari kursinya, pergi ke arah kamar kecil. Lantas, seorang yang kukenal menyenggolku dan berbisik, “Janda seger, tuh. Gara-gara dipoligami, gak mau.” Kaget. Spontan kutatap bagian bawah meja, celanaku. Sungguh memalukan jadi laki-laki yang hanya bisa membanggakan titit.



= Pertengahan Pertemuan Hari Keempat dan Kelima, Juni 2020 =

Catatan Kaki yang Ditulis oleh Tangan:
Kisah ini berisi Tiga Babak yang dicoba untuk saling berkaitan; masing-masing berisi seratus kata. Tipe pola sering disebut sebagai Flash Fiction, karena biasanya tujuannya adalah untuk memberi daya kejutan dalam waktu singkat sebagai kekuatannya.



Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home