Saturday 23 May 2009

Sebuah Awal Menuju ke Awal Yang Lain

Awalnya, adalah Bang Saut yang menanyakan bantuanku untuk menyampaikan Jurnal BOEMIPOETRA pada salah seorang Peyair Cirebon. Karena membantunya, saya mendapatkan balas jasa (dasar pamrih saya ini, haha!) berupa sebuah Antologi Puisi Basa Cerbon yang berisikan puisi-puisi mas Alwy dan beberapa kawan lain. (kawan? ah... sok akrab benar saya...)

Lalu saya pun akhirnya bisa menyambangi markas kesenian di Cirebon Raya ini : Rara Santang. Dengan dibantu oleh Kang D (seorang kawan "kerja") yang ternyata adalah "kawan" atau lebih tepatnya menurut Kang D, ia adalah junior Mas Alwy. Sembari menyerahkan titipan Bang Saut, saya mengobrol tak tentu arah dan menonton para murid SMU sedang latihan pentas teater (sungguh sebuah hal yang tidak pernah populer di area almamater SMU saya yang mengedepankan kecerdasan hitam di atas putih alias nilai.hahaha, ketahuan deh kalau saya bagian yang kurang beruntung di dalam hitam di atas putih itu...)

Ketika Mas Alwy tertidur karena kebanyakan begadang, saya menggeratak Koleksi Buku Markas. Lalu saya menemukan sebuah Buku Antologi Puisi Santri dan menuliskan dua buah yang saya sukai. Kalian bisa melihat semacam resensi saya di sini dan kedua puisi yang saya sukai di sini ^,^

Saya pun sempat mengambil gambar lukisan hasil kreasi Sang Penyair (mungkin, ia pun sedang kurangkerjaan seperti saya. heuheuheu, ngarep...)

Kira-kira, gambar ini yang dapat kutunjukkan pada kalian wahai pembaca :


Sungguh lucu, bahwa saya di Kota Kelahiran saya sendiri, saya merasa seperti di alam lain. Apalagi ketika saya tadi habis berkumpul sekilas dengan beberapa kawan SMU. Terasa sekali bahwa waktu telah cukup banyak mengubah segala sesuatu, meski saya masih tetap merasa sama (atau bisa jadi sebenarnya saya pun tanpa sadar tunduk pada Sang Waktu dan turut berubah?)

Entahlah. Saya semangat dengan marmut untuk bersibuk-sibuk ria bersama (ataukah saya lagi-lagi kurang kerjaan dan sok penting?) di Ruang Belajar Gratis. Silakan klik tautan yang saya sertakan. Saya juga, menggila di radio yang digeluti anak-anak muda di almamater saya. Dan di minggu ceria tanggal 24 mei ini, saya akan menyambangi Markas Para Seniman, di gardu - dan saya diajak langsung oleh Sang Kepala Suku, Kang A nu kasep,,, (halaaaah...)

Wah, akhirnya ketahuan bahwa inilah yang saya inginkan. Meski terkadang pertanyaan gundahgulana itu datang kembali : apa yang sebenarnya saya inginkan?

Pesan moral kisah ini : memiliki tujuan sangat lebih berguna daripada mencapai kesuksesan. Mari, bikin hidup lebih hidup, sudah capek-capek bisa bernapas!!!

2 Comments:

Anonymous boodee said...

hmmm..
tinggal dicirebon rupanya.

*nyimak tulisan lagi*

5/25/2009 5:38 pm  
Blogger Putri said...

hahay, lebih tepatnyah menumpang hidup Om Boodee ^,^

5/27/2009 5:58 pm  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home