Thursday 3 June 2021

Sekumpulan Hati Yang Gelisah

Sebuah Kompilasi Beberapa Cerita-Super-Pendek

(hari tiga #IbadahMenulis sepanjang Juni 2021)


=== Cukur Berewok ===

“Padahal bukan aku yang mulai curang.” gumamnya. “Hah? Bilang apa?” sahutku sekenanya. “Kalau sudah bersih ini semak belukar, apakah sudah bisa bermanja dan berteriak sepuas hati?” tanyanya tiba-tiba sambil mengusap dagunya. Jeda beberapa detik mewarnai suasana, sebelum kubalas ucapannya,”Buruan cari pacar. Itu jawabannya.” Dia yang berewokan di seberang meja mendengus sebal, “Gimana sih? Katanya feminis. Berewok kan tidak berkorelasi dengan hak mendasar manusia untuk bersedih dan bersusah hati.” Kunyalakan sebatang rokok sebelum kubalas lagi dia, “Sebab tidak ada jenis kelamin di antara kita.”


=== Mayat Para Kucing ===

“Kenapa jarang ditemukan mayat kucing? Sebab mereka bukan manusia. Mereka ini, homeless. Jika jumlah mereka berkurang, tidak akan ada datanya. Siapa pula yang mendata? Mayatnya saja susah ditemukan.” Si tukang sayur hanya bisa menatap seseosok ibu hamil berdaster yang sibuk nyerocos sambil memilih-milih bahan belanjaan. “Kenapa gitu, Bu?” tanya si tukang sayur lugu. “Mayat-mayat tidak dikenal, Mang. Yang mungkin semasa hidupnya pun terlupakan. Jadi, kalau mati, tidak ada yang melapor tidak ada laporan. Karena tidak ada yang mencari, tidak ada yang kehilangan. Sepintas tak tampak, padahal bisa jadi jumlah orang-orang terabaikan itu sudah berkurang jumlahnya.” Si tukang sayur hanya bisa menatap bingung. “Semoga sehat-sehat bayinya yah, Bu.” tiba-tiba ucapan si tukang sayur mengejutkan sang bumil. “Mang? MAKASIH BANGET SAYA SUDAH DIINGATKAN.” serunya sambil menghela napas dan mengusap-usap area sekitar perut yang baru terlihat membuncit kecil.


=== Karena Tidurnya Berbunga ===

Aku menghela napas. Selang beberapa detik, ada yang menyapa. Rupanya teman satu kontrakan. “Mabok lu, Bang?” sapanya dalam tanya. Kutoleh kepalaku ke kiri ke kanan sekenanya. “Gimana ya, sebotol, kelupaan.” balasku basa-basi. Rupanya aku tertidur begitu saja di depan teras rumah kontrakan bersama ini. Yang menyapa pergi begitu saja. Berat kepala ini, apakah cewek-cewek kalau dikonde kepalanya berat begini? “Woi, ngapain lo?” tanya satu lagi yang lewat. “Kok ngga ada yang mindahin gue sih?” tanyaku linglung. “Ya ngapain, bangsat. Lo badan gede gitu, berat bego.” jawab yang ditanya. “Terusin tidur sana, dalem. Mentang-mentang off.” lanjutnya. Akhirnya susah payah badan ini merangsek ke tempat tidur. Di antara susah payah itu, muncul beberapa fragmen ingatan yang tersisa sebelum tadi terbangun. Hanya hasrat ingin membunuh, itu pun hanya mimpi. Kan? Atau itu bukan mimpi?


Provinsi Bigot Jawa Barat,

3 Juni 2021

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home