Saturday 14 February 2009

Hari Cinta ala Santa Valentine

Dalam rangka menebar aura L O V E - sebuah cinta universal yang diusung Bang Yulden (my another big brother from another mother father), maka saya kembali menulis blog.

Tadi pagi, saya dapat sebuah kado palentin mungil dari seorang anak asuhan saya. Saat ini, saya sedang menjalani masa percobaan 3 bulan demi untuk mengetahui saya psikopat atau bukan. Amin, saya ... Keknyah sih waras. Amin lagih. Hahaha...

Dan baru saja tadi saya membaca sebuah catatan di situs pertemanan fesbuk. Tentang ikhlas. Yang berujung pada komentar saya padanya tentang catatannya. Oia, sekedar info, dialah si teman ngehe yang sempat membuat saya mencaci dan memaki dengan elegan. Bener kan saya bilang, kami memang jenis sepasang sahabat yang gede bacot alias hobi berdebat. Ceriteranya sih, (sok) saling menunjukkan kecerdasan masing-masing.

Maaf melantur. Hari ini ada senja yang berulang. Tadi malam saya ber-SMS ria dengan lelaki baik dan lelaki senja. Hwayyah, sama-sama gak jelas sih... Gue gitu... Dan perasaan cinta ini tumbuh semakin besar, pada kehidupan, pada keajaiban bernama mimpi. Yah, mimpi. Sebuah energi kehidupan. Sebab saya setuju dengan tulisan atau lebih tepatnya saya sebut kutipan/pesan bijak : Hidup bertujuan lebih baik daripada tidak. (Lhah, kok kalimahnya jadi begini? Aaah, lupa saya... Maap yak pemirso)

Intinya, gagal dan kecewa adalah wajar. Selagi masih ada tujuan hidup, semua akan baik-baik saja meski harus bersimbah darah dan airmata (sheuuuh). Jika sudah tidak ada lagi problem dan masalah dalam hidup, maka yang tersisa hanyalah sebuah kata : M A T I.

Apa fungsi PBB dan semua aktivitas yang konon kabarnya menebar misi kemanusiaan jika hanya berujung pada duka dan luka? Misalnya : kasus si pejabat daerah yang mati eh meninggal kerna demo anarki. Apanya yang demokrasi jika maen hantam kromo begitu? Lepas dari mungkin memang benar almarhum memiliki salah pada rakyat.

Yang dibutuhkan manusia adalah valentine sepanjang hari selamanya. Sebuah cinta yang tulus, yang ikhlas. Mencinta karena memang demikian adanya, bukan tanpa embel-embel alias ada udang di balik bakwan. Sebuah cinta yang universal. Cinta yang menebar pada siapapun yang membutuhkan...

I may give a love for the loveless, and i hope i may also give a home for the homeless.


Apa inti palentin kali ini? Ikhlas. Ikhlas artinya lupa, begitu saya katakan pada teman-tidur saya itu. Bu Bawel. Lupa pada segala emosi negatif, dan kembali berfokus pada kekuatan energi dari emosi positif.

Sebab cinta adalah rasa. Seperti dikatakan si MN : bersyukurlah masih diberi rasa, yang menjadikan kita manusia.

Maka, mari kita saling mencintai. Amin

NB : kok nampak ngaco yah tulisan kali ini? kalian ada yang binun gak? saya sih lumayan binun. hahaha, orang gila ...

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

wah....complit,dari fecbuk, pbb, sampe tempat tidur..

ibarat gado2 super spesial dech...hehe..(jd ikut2 ngaco)


SMANGAAAT

Yup !

2/16/2009 8:25 am  
Blogger duniaputri said...

yelaaah Wan. gawsa ngehina gitu dunk. emang ud dibilangin tuh tulisan gak jelas sumpe mampus... hahaha...

2/16/2009 3:45 pm  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home