Tuesday 1 June 2021

KERJA KERJA KERJA TIPES

(hari satu #IbadahMenulis sepanjang Juni 2021)

 

. . .

Terlihat sesosok tubuh sibuk menggumamkan ucap permisi sana-sini.

Sudah sekitar sepuluh menit berlalu sejak pementasan monolog itu dimulai.

“Benar. Sungguh benar.”

Si sesosok tubuh mulai konsentrasi menatap ke arah panggung.

Suara dia yang di panggung sana terdengar berat, seolah menggema.

“Ini malam. Gelap. Dan hujan. Baru saja reda.”

Penuh penekanan, ditingkahi permainan lampu di panggung, semakin memesona. Itu suara beratnya.

“Di kejauhan sana. Kudengar suara ayam berkokok. Apakah ayam betina berkokok?”

Sejenak riuh suara-suara tawa tertahan mewarnai suasana.

“Ya. Kudengar suara ayam berkokok. Terpantul dari dinding. Sebuah rumah sakit.”

Lengannya turut bergerak, seperti seharusnya aktor seharusnya berekspresi, pada setiap yang diucapkannya.

Jemarinya bergerak, membentuk gestur sedang mendengarkan. Beberapa detik yang dramatis berlalu dalam siraman lampu temaram panggung.

“Dari kejauhan suara ayam berkokok terpantul dari dinding rumah sakit mengejar telingamu.”

Dalam satu tarikan napas, dimuntahkannya kalimat sepanjang itu.

“Yang sengaja berlari.”

Kembali suaranya berat, terasa menggemuruh dalam paduan bunyi latar kentung.

Tung… tung… tung.

“Dari kebisingan.”

Tung… tung… tung.

“Bising teriakan massal. Omong kosong di grup-grup WhatzAbb.”

Tung… tung… tung.

“Bising teriakan massal. Omong kosong di media sosial.”

Tung… tung… tung.

“Bising yang mengejar telingamu yang sengaja berlari dari bising yang mengejar telingamu.”

Kembali dia memuntahkan kalimatnya dalam satu tarikan napas.

“Bising yang menghardik jeda, di antara hasrat yang memaksa kerja.”

Kembali suaranya terdengar berat, mengekspresikan emosi yang menggemuruh.

Emosi si penonton yang tadi datang terlambat.

Kembali pula, sorot lampu-lampu panggung beraksi.

Memancarkan hiruk-pikuk gerak cepat kerja kerja kerja dalam amukan pelbagai warna.

“KERJA KERJA KERJA!”

Suara sang aktor tiba-tiba bangkit melawan amukan cahaya dari lampu-lampu panggung.

Bertepatan dengan si penonton terlambat melihat sekelebat sinar di layar ponselnya.

“Tentu. Kita perlu. Mengucapkan selamat ulang tahun. Kepada Pancasila Yang Mulia.”

Kelanjutan ucap sang aktor membuat keruh di kepala si penonton yang tadi datang terlambat semakin mencuat.

‘Kerja, kerja, kerja, tipes.’ gumam si penonton itu.

“KERJA KERJA KERJA LALU KITA MATI DAN MEREKA HANYA TERTAWA.”

Hentakan suara sang aktor pada kalimat itu membuat si penonton tersentak penuh amarah bercampur lara.

 

 

Provinsi Bigot Jawa Barat, 1 Juni 2021

Labels: , ,

1 Comments:

Blogger bobo said...

TERbaik.

6/02/2021 4:53 am  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home