Saturday 25 July 2009

Hari Berbahagia dalam Kegilaan

Hari yang cukup aneh. Mengingat, tadi jam 21.20 saya baru lahir ke muka bumi ini 24 tahun silam. Berubah-ubah kondisi, dari depres ke manik. Didukung dengan kondisi fisik yang secara alami meronta minta dikasihani (sedang dateng bulan bo, ni perut serasa Topan Badai) jadilah itu gejala fluktuatif kumat lagi. Apakah itu? Psikis saya. Tenang saja. Seperti kebanyakan orang gila lain, saya tidak merasa gila. Saya waras saja, meski kebanyakan orang nampak tidak sewaras saya.

Oia, mumpung saya sedang baik, saya menawarkan ajakan pertemanan bagi siapa pun yang nyasar ke blog saya dan tertarik untuk menikmati keajaiban alam bersama saya. Silakan jumpai saya dalam :

  1. mini blog bernama TWIT : saya ber-twit maka saya ada
  2. saya kini gemar bermain peran ala seniman. temui saya di Saung+Gardu
  3. saya be-nginggris-ria di Free My Self
  4. saya pun ber-ceting-ria ala YM di Dunia Plurek
  5. mendadak dangdut dan sok nasionalis nih, (akibat ber-twit-ria) mendukung Komodo National Park menjadi Keajahiban Dunia
  6. saya ada di Face Book dalam nama baptis kesenian saya : Putri Sarinande
  7. saya, saya memutuskan untuk ada maka saya ada
Kebetulan yang tidak kebetulan adalah bahwa, mereka yang kini menjadi Malaikat Cinta saya (MN, Perempuan Sendja, dan LelakiBAIK) masih mau mendengar dan berbicara pada saya. Ini menjadikan saya merasa lebih baik, meski seringnya bersama mereka saya merasa semakin gila. Mn dengan kesibukannya, Perempuan Sendja dengan dunianya, dan lelakiBAIK dengan kebaikannya.. Keegoisan saya lah yang mengakibatkan saya dan mereka menjadi bak layangan, tarik ulur.

MN berkata hal benar. Saya seharusnya memperbaiki hubungan saya dengan tuhan (atau Tuhan?) diri saya sendiri dan orang-orang lain. Entahlah. Terkadang kelelahan ini menyakitkan, tapi hey? Saya tetap hidup. Bisa jadi, saya memang bukan orang baik. Sebab, orang baik mampus lebih cepat daripada yang tidak.

Di "kantor" keparat, saya menahan diri pleus didukung atit piyut. Lantas berlanjut ke SAUNG di jaga-kali yang merupakan rumah kedua saya sekaligus rumah ternyaman meski terkadang saya masi bisa merasakan basah di mata akibat sebuah dorongan bagian depres. Akhirnya, baru saja dengan Anyez dan Tata pleus tambahan Rikok, aku bergembira ria bersama dengan tawa yang sesungguhnya.

Jadi, apa artinya. Saya menikmati hari ini lengkap dengan semua peristiwa yang terjadi..

Selamat kepada diri saya sendiri. Akhirnya, saya tampak normal.

Ada yang lebih penting. Esok sore, saya akan bergembira-ria gelombang ke mbuh ke berapa, dengan Saung. Haha, saya datang HA HA HA HA.. (ketawa 4jari ala Mbah Surip)

NB : kebahagiaan terakhir adalah ketika mereka melelepun saya dari Gardu, rumahnya gardu unik sebab Saung adalah Rumahnya Orang-orang Idiot yang tidak punya otak. Kami tidak punya otak, makanya kami berkumpul bersama..

Tuesday 14 July 2009

Berani Mengambil Sikap

Siapa gerangan? Saya. Sebab tadi, baru saja menolak dua kasih-pertemanan. Satu di Pezbuk saya oleh Bu Bawel yang pernah membantu saya merumuskan : Menulis adalah untuk men-defrag otak seorang saya. Satunya lagi, menolak ajakan tertawa haha hihi semu, oleh dua kawan SMU saya - Nyez n Tataning. Sebab saya, memilih untuk menyambangi Gardu nun jauh di pelosok, di kalijaga sana. Tempat yang tidak memedulikan gaya hidup orang beradab demi dikatakan manusia berpendidikan dan berkelas.

Entahlah. Saya sepertinya mengalami apa yang dinamakan kebencian membabi buta, dan entah pulak terhadap apa. Ini, ada artikel yang semoga membantu :
Saya pada pendidikan.

Yah. Saya benci ketika kebencian ini datang membabi buta dan saya tak kuasa meredam.

Saturday 11 July 2009

Pencarian Saya dalam Seorang Adik

Lucu, kemarin saya habis mengalami percakapan yang mendalam dengan adik saya. Adik yang tidak pernah saya kenali sebelumnya, baru ketika saya menemukan diri saya sendiri (meski baru sebagian) sekitar Februari 2007 akhirnya saya mulai mengenali banyak hal di luar diri saya.

Untuk meningkatkan gairah, mari saya tuliskan beberapa pujian dari adik saya dan kenyataan sebenarnya yang saya alami (dan mungkin saya rasakan) :
  1. lu tuh masuk ke mana-mana, ya radio ya alay ya seni (temen-temen seniman lo, itu maksud dia. padahal, yang terjadi adalah ternyata ada sesuatu yang salah di otak saya. saya - yaitu dulu - mengalami suatu gejala ADHD - Attention Deficit Hyperactivity Disorder alias gangguan sulit fokus pada satu hal dan ini menyebabkan otak saya melompat-lompat. terbukti dari banyak korban yang cenderung tidak paham dengan apa yang saya katakan. lebih parah lagi, si lelakiBAIK yang kini sudah bukan cinta saya melainkan Bekas Obsesi saya pernah berkata : memang seberapa parah sih kalok kamu sampe dikenali orang lain? kira-kira dia ngemeng gitu. dan, benar-benar parah. saya saja masih berusaha mengenali diri saya sendiri, kok orang-orang itu maen mengorek dan mencari tau seenaknya. dan, ya. sebab saya memutuskan bahwa benar sudah saya hidup berdasarkan insting - kayak anak anjing yah?)
  2. omongan lo suka susah dimengerti (adik mengartikannya sebagai : ribet. tanpa dia tau, kakaknya juga ribed dengan isi kepalanya sendiri)
  3. janji lo ga bisa dipercaya (damn it. yah, sejujurnya saya sempat tertusuk silet - lhoh kok silet? dengan pujian darinya itu. jadi, nyata sudah bahwa ADHD ini kemungkinan berpeluang menimbulkan beberapa kepribadian yang berbeda. hadooh, terobsesi dengan Sybil si gadis dengan 16 kepribadian ini mah...
  4. lo lupa? wajar lah, udah 9 tahun gitu... (ini ketika dia cerita tentang Tragedi Becak, ketika waktu itu saya kelas 1 SMu dan dia kelas 1 SMP. dan dia bisa ingat semua itu, termasuk ekspresi saya datar dan akhirnya misuh-misuh pas peristiwa berakhir. jika itu 9 tahun lalu bagi saya, pan wat dia juga 9 tahun lalu?! dan, adik menganggap itu karena saya memiliki ingatan jangka pendek, eh artinya memori saya lemah. astaga. jika ia tahu bahwa saya sempat merasa takut sebab cukup banyak hal terjadi pada saya dan seolah mimpi, sampai-sampai mengutip kalimah MN : gwa ud gbs membedakan mana mimpi dan mana kenyataan. begitulah...)

Sudah. Sebegitu saja cukup. Oia, baru saja saya membuat definisi yang cukup penting dalam perjalanan ini : Seniman Kata, yah itu pan sempat menjadi pilihan obsesi saya.

Ada lagi. LelakiBAIk sud mendengar langsung dari mulut saya di kuping dia meski via lelepon. Ah, andai bisa langsung. Tapi nantinya bisa terjadi hal yang saya inginkan tetapi tidak dia inginkan dunks? Kyahahaha!

Bahwa dia bukanlah Yang Saya Suka Setengah Gila, melainkan hanya obsesi semata. Opsi yang saya putuskan saya terima, setelah mendengar petuah idiot Neng Tivtiv yang notabene adalah kawan LelakiBAIK.

Dan, saya masih tertawa bahagia sejahtera setelah dengan lebainya sesaat saya merasa Patah Hati namun sekaligus merasa datar. Hohoho... Masih bisa leleponan ama dia nya itu, begitulah. Semua kembali pada keadaan semula, bahwa saya masih bisa dan sanggup berinteraksi dengan dia. Hebat eh saya?

Dan akhirnya, saya menemukan persamaan di antara kami (sheuuuh, kami bo...)

Dia masih berusaha menyebrangi jurang antara ia di sisi satu ke seberangnya di mana jurang itu adalah darinya (semacam hubungan pribadi, alias kisah romantis - jiiiaaaah najis dah gwa!) dan masa silam. Saya pun demikian, saya pun sedang menyebrangi jurang itu. Jurang itu bukan antara saya dan sesiapa, tetapi antara saya dan kepingan-kepingan diri saya yang berserakan di mana-mana di masa-masa entah. Menjelang usia saya ke-24, saya baru merasakan diri ini seutuhnya 2tahun-5bulan (dan terkaget-kaget betapa ajaibnya peristiwa menjadi manusia ini).

Ah sudahlah... Saya mencintai diri saya sendiri seutuhnya...

Tuesday 7 July 2009

Kegilaan Ini Membunuhku

Oke, ini akan terdengar sangaaat hiperbokis. Bukan cinta yang membunuhku, tetapi kegilaan yang fluktuatif ini yang agaknya membunuh jiwa saya perlahan-lahan. HAHAHA... Ketawa Kapital.

Ini dia si blog adik saya semata wayang buah simalakasdut Amank Toa Buluk. Dia bilang dalam profil eta blog : sedang belajar menulis, suatu seni merangkai kata.

Padahal, baru tadi si saya esmosi jiwa padanya dan lantas jadi bete sangat pada ibuku. Yah, orang-orang mehek-mehek pasti akan bilang : Jangan suka gitu sama ibunya. Kalian tidak tau seperti apa aku dan terlebih ibuku, jadi gawsa banyak bacot deh..!

Apa yang lucu? Saya, kakaknya si Buluk Toa, sungguh berobsesi ingin menjadi Seniman Kata. Si Orang Setengah Gila yang menemukan keasikan tersendiri dalam bermain dengan kata-kata, kalok perlu bermain dengan hal lain pula. Hati dan badan, sebab jika badan ini tidak akan hancur melainkan hati remuk berkeping-keping. Hasyaaah, kenapa jadi ndangdut ginih?

Tapi, entah juga yah? Menjadi seniman artinya siap hidup kayak orang susah. Secara, itu si Bu Dhe yang mengaku sebagai anggota berdarah seni, eh malah berakhir menjadi Busnis-Wati yang keknyah sih secara finansial doski tajir-tajir ajah.

Ah, jadi binun eh sayah...

Mum, HATE you so. But the more I hate U the more I became look like U. SIAL...!

Jadi, apa sih pesan moral tulisan ini? Saya menulis untuk merapikan struktur otak saya yang burak rantak kayak Lalu Lintas Jakarta Yang Gila Bangeud..!

Wednesday 1 July 2009

Tentang Kontradiksi

Ini nyata benar lucu satirnya. Saya, saat ini masih berada di area JaTim, setelah kemarin menjadi Tukang Jualan Kaos pleus Buku-buku dengan harga miring. Pake TOA, serasa jualan di Tanah Abang... Oh, itu. Di Acara ESOK (Emperan Sastra COK - Cepetan Ojo Keri)

Lantas, adalah Nurel si Sastrawan Sinting (dan yah, saya suka keunikan yang terpancar dari dirinya) tiba-tiba berkata : mana tulisanmu? Dengan asumsi, ia berkata demikian sebab saya jarang menulis di PezBuk, sebuah situs jejaring so(k)sial.

Lantas, saya melengos acuh dan menjawab alakadarnya : lhoh, aku ya ndak melulu nulis di FB.

Oke, jadi gini. Sebagai seorang yang menyadari dirinya adalah penderita gejala kesulitan fokus terhadap satu hal sajah (alias isi otaknya lompat-lompat kayak kodok blengkong yang dalam bahasa ilmiahnya ADHD - Attention Deficit Hyperactivity Disorder) maka saya dalam keadaan setengah sadar menjadikan diri saya menulis di perlbagai media. Misal di blog-alias-E_Magazine usia 20an ke atas dan potoblog saya pleus di blog-Nginggris saya. sila kliksetiap tautan yang saya sediakan. Lagipula, si tokoh Nurel ini mengkhususkan dirinya di sastra sajah.

Yah, saya memutuskan bahwa saya menulis sebab perlu untuk merapikan otak saya yang berantakan.

Saya suka fisika, muntah darah dengan matematika, dan ternyata sangat suka astronomi pleus menemukan keasikan tersendiri dalam permainan kata-kata. Ketika membaca (meski belum menyelesaikannya karena keburu bosan, ataukah saya merasa sud menangkap intinya?) Gunung Jiwa, sebuah novel yang menang nobel, ntah taun kapan, saya mendapat pemahaman bahwa pencarian saya akan diri saya sendiri rupanya melintas batas dari keempat unsur yang dikatakan dalam novel tersebut. Yaitu : sains (mengingat saya telah lama berkutat di bidang itu sejak masih bocah sakula), sastra (saya mengidamkan belajar bahasa perancis setelah menjadikan diri saya seolah yakin ingin belajar bahasa jerman), filsafat, dan agama. Yang filsafat dan agama sepertinya terjadi dalam keadaan antara saya sadar dan tidak.

Ndilalah, di PezBuk saya akhir-akhir ini dipenuhi oleh kaum sastrawan baik yang beneran maupun yang gegayaan thok, saya jadinya suka menuliskan beberapa puisi yang saya buat dalam keadaan ntah bagaimana. Kadang, saya sendiri ajaib kok bisa yah?

Ada, katakan lah seorang sastrawan yang sempat saya sukai karena kutipannya. Mensinkronkan dada (perasaan) dan kepala (logika, alias berpikir). Oke, mari sebut ia EM. Nah, kontradiksi itu terwujud ketika kawan, Mbah Yus, berkata : dia gak suka sama gaya nyelenehmu Pyut. Oia, tadi malam malah Mbah Yus dan Nurel si sastrawan sinting malah meributkan tentang si EM yang hanya bisa menggunakan dada dan meniadakan kepalanya. Astaga, apa ini? Dia, si EM itu yang diakui publik (sepertinya, sebab saya tidak mempedulikan itu) sebagai Penyair Makasar malah bersikap tidak dewasa (mengutip kalimah Mbah Yus) dengan mengabaikan si saya yang dianggapnya slengekan...

Tetapi, hanya sebatas itu saja. Saya lagi-lagi tidak mempedulikan itu. Termasuk kemungkinan agar saya mendapatkan publikasi, merujuk nama saya Putri sarinande, menurutnya si Nurel Sinting ini, adalah namayang menjual.

Saya muak dengan pengkotakkan. Saya, hanya ingin didengarkan. Dan, inilah yang rupanya saya lakukan tanpa sadar, ketika LelakiBAIK meradang karena merasa terganggu konsentrasinya oleh si saya. Dan, di sini. Setelah berjuma dengan Neng Tivtiv, saya mengamini opsi : bisajadi, saya memang hanya terobsesi padanya. Semacam, menemukan sesuatu yang tidak ada dalam diri ini (terhadap lelakiBAIK)

Apapun itu, saya hanya ingin didengarkan!!!

NB : sepertinya, saya mulai terpengaruh si buku SYBIL (Kisah Nyata Gadis dengan 16 Kepribadian)


tertanda : Warnet Sugitong, area dekat Mesjid Agung Surabaya.