Tuesday 24 February 2009

white lotus n little noda


entah ada apa dengan judulnya, sebab memang Hongen alias Rudi yang kirim gambar itu padaku via transfer file YM sud dalam keadaan berjudul demikian. Rudi pake kamera dijital kok. hendak kupajang dan kujadikan puisi foto. semoga berkenan, kemsudnya semoga bisa. maklum gaptek akut, hahaha...

Monday 23 February 2009

Einstein di Mata Saya

Kutipan-kutipan oleh Albert Einstein :
  • Ide yang pada awalnya tidak kelihatan gila, tidak membawa harapan.
  • Hanya ada dua cara untuk menjalani hidupmu. Yang satu adalah dengan cara seakan-akan tidak ada keajaiban dalam apapun. Yang satu lagi adalah dengan cara seakan-akan setiap hal adalah keajaiban.
  • Makhluk yang lahir di tengah-tengah sekawanan banteng harus bersyukur jika tidak terinjak-injak sebelum waktunya.
  • Jika A = sukses, maka formulanya adalah A = x + y + z. x adalah bekerja. y adalah bermain. z jangan buka mulut.
  • Kalau tidak didasari oleh hukum yang di belakangnya didukung oleh kekuatan dan semangat keagamaan sangatlah sulit menggalang perdamaian.
  • Segala sesuatu ditentukan, awal maupun akhirnya oleh kekuatan-kekuatan yang tidak dapat kita kendalikan. Itu ditentukan untuk serangga, seperti juga untuk binatang. Manusia, sayuran, atau debu kosmik, kita semua menari mengikuti nada yang misterius, yang dilagukan dari suatu jarak tertentu oleh seorang pemain yang tak terlihat.

Yang saya sukai adalah fakta-fakta di bawah ini.
Penjelasan Albert Einstein : "Rasa Hormat yang membabi-buta terhadap orang yang berkuasa adalah musuh terbesar kebenaran".
(mungkin) perkataan Albert Einstein yang paling baik : "Hanya hidup yang ditujukan untuk orang lain itu yang disebut hidup berharga".
Teman Albert Einstein berkomentar tentangnya : "Dia adalah orang paling merdeka yang saya tahu, meski bukan suami dan ayah terbaik".

Diambil dari buku "Siapakah Albert Einstein?" oleh Jess Brailer, dan penerjemah : Ellen Sirait.
Cetakan kedua : November 2004, penerbit Grasindo.


Setelah waktu bersekolah saya berlalu, dan saya telah mengalami apa yang dinamakan kenyataan hidup, saya memutuskan akan tetap menyukai fisika dan menyukai falsafah yang mengalir dalam jiwa Einstein.

Inilah apa yang dinamakan, cinta tak harus memiliki. Saya ternyata suka fisika,,, jauuuh sebelum menyadari apa itu fisika? (Lhoh, terdengar seperti lagu : I knew I loved U before I met U... hahaha!) Apa daya, saya harus menjalani kenyataan hidup mengikuti hukum evolusi - di mana yang lemah akan tersingkir, begitu pula kisah cinta saya dan fisika. Rupanya kapasitas otak saya tidak cukup kuat dipakai berjibaku dengan matematika.

Monday 16 February 2009

Suara Serak dan Bocah-bocah

Di hari senin ceria ini, saya kembali mengasuh bocah. Akhirnya saya menemukan sabda yang benar dari kutipan bijak yang sedianya saya jadikan penyemangat dalam sebuah catatan tentang Palentin-2009. Seperti biasa, kalian bisa klik link di kata yang dimaksud.

Fatwa beradab dan membangkitkan secercah asa di jiwa (halakh lebai pisan urang,,,) dan bersinar dengan benderang (sampe silau, bo...) berbunyi demikian :

Tidak memiliki tujuan lebih menakutkan daripada tak mencapai tujuan.
Begitulah kiranya. Seperti yang pernah saya singgung dalam tips trik dan curhat colongan dari manusia-manusia gila yang berusaha tidak menjadi zombie. Sila klik link yang ada di judul terkait.

Kembali ke topik semula, yaitu cerita saya tentang congor saya yang adu bacot alias adu toa ama bocah. Secara kalok ngasuh bocah mah kudu tereak. Sebab, tuh bocah kagak bisa ngobrol gak pake tereak. Tapi bisa jadi penyebabnya bukan hanya itu. Mengingat,,, yah U know laaah. Hahaha, apa sih gue sok misterius...

Apa inti tulisan gak jelas yang serupa curcol alias curhat colongan ini?

Hidup akan menjadi terlalu membosankan jika segala sesuatunya menjadi hal yang biasa saja.

Meski serak dan luka tenggorokkan dipakai mengobrol dengan bocah (kudu menaikkan oktaf dan volume suara soalnya, hahaha!) tetapi hal itu tampak menyenangkan. Kapan lagi bisa punya suara serak kayak tikus kecepet pintu gini? Dulu pernah sampe ilang pisan pas SMU kelas 3 tahun 2002, mpe kagak bisa ngemeng gua.

Sekilas info. Setelah lelepon lelaki senja, trus nerima lelepon dari lelakiBAIK. Gyahahah, teu peunting pisan urang - pameran suara seksi cuah najiez...

Berteriak bersama bocah, bergembira ria bersenandung riang dududu syalala. Hari minggu kemaren tanggal 15 februari sempet-sempetnya ngerjain scrap-book.

Sebab tujuanku telah tertulis di syaraf-syaraf neuron otak. Mengalir dalam vena dan mungkin termasuk arteri (untuk yang gak paham biologi bisa cek ke Om Gugel). Apakah aku akan sampai pada apa yang kutuju, itu bisa menunggu. Bahkan, bisa juga kuganti "arah tujuanku" - yang jelas, aku tidak sedang menunggu. Aku sedang menuju...

Saturday 14 February 2009

Hari Cinta ala Santa Valentine

Dalam rangka menebar aura L O V E - sebuah cinta universal yang diusung Bang Yulden (my another big brother from another mother father), maka saya kembali menulis blog.

Tadi pagi, saya dapat sebuah kado palentin mungil dari seorang anak asuhan saya. Saat ini, saya sedang menjalani masa percobaan 3 bulan demi untuk mengetahui saya psikopat atau bukan. Amin, saya ... Keknyah sih waras. Amin lagih. Hahaha...

Dan baru saja tadi saya membaca sebuah catatan di situs pertemanan fesbuk. Tentang ikhlas. Yang berujung pada komentar saya padanya tentang catatannya. Oia, sekedar info, dialah si teman ngehe yang sempat membuat saya mencaci dan memaki dengan elegan. Bener kan saya bilang, kami memang jenis sepasang sahabat yang gede bacot alias hobi berdebat. Ceriteranya sih, (sok) saling menunjukkan kecerdasan masing-masing.

Maaf melantur. Hari ini ada senja yang berulang. Tadi malam saya ber-SMS ria dengan lelaki baik dan lelaki senja. Hwayyah, sama-sama gak jelas sih... Gue gitu... Dan perasaan cinta ini tumbuh semakin besar, pada kehidupan, pada keajaiban bernama mimpi. Yah, mimpi. Sebuah energi kehidupan. Sebab saya setuju dengan tulisan atau lebih tepatnya saya sebut kutipan/pesan bijak : Hidup bertujuan lebih baik daripada tidak. (Lhah, kok kalimahnya jadi begini? Aaah, lupa saya... Maap yak pemirso)

Intinya, gagal dan kecewa adalah wajar. Selagi masih ada tujuan hidup, semua akan baik-baik saja meski harus bersimbah darah dan airmata (sheuuuh). Jika sudah tidak ada lagi problem dan masalah dalam hidup, maka yang tersisa hanyalah sebuah kata : M A T I.

Apa fungsi PBB dan semua aktivitas yang konon kabarnya menebar misi kemanusiaan jika hanya berujung pada duka dan luka? Misalnya : kasus si pejabat daerah yang mati eh meninggal kerna demo anarki. Apanya yang demokrasi jika maen hantam kromo begitu? Lepas dari mungkin memang benar almarhum memiliki salah pada rakyat.

Yang dibutuhkan manusia adalah valentine sepanjang hari selamanya. Sebuah cinta yang tulus, yang ikhlas. Mencinta karena memang demikian adanya, bukan tanpa embel-embel alias ada udang di balik bakwan. Sebuah cinta yang universal. Cinta yang menebar pada siapapun yang membutuhkan...

I may give a love for the loveless, and i hope i may also give a home for the homeless.


Apa inti palentin kali ini? Ikhlas. Ikhlas artinya lupa, begitu saya katakan pada teman-tidur saya itu. Bu Bawel. Lupa pada segala emosi negatif, dan kembali berfokus pada kekuatan energi dari emosi positif.

Sebab cinta adalah rasa. Seperti dikatakan si MN : bersyukurlah masih diberi rasa, yang menjadikan kita manusia.

Maka, mari kita saling mencintai. Amin

NB : kok nampak ngaco yah tulisan kali ini? kalian ada yang binun gak? saya sih lumayan binun. hahaha, orang gila ...

Bicara dalam Tulisan dan Gambar

Aku ada poto dari kawan baik, Rud-rud alias Hongen. Berjudul : pemaksaan.
Itu gambarnya ada di atas. Aku nih gaptek akut, gag bisa naro tuh gambar dengan estetis, huehehe...

Inti pesan :
Aku bercerita dengan kata-kata (secara Seniman Kata Miskin ya bu...)
Hongen bercerita dengan gambar. Bersama kami akan membangun dunia waras di belantara orang gila. Amin...

NB : Kata Hongen, tuh gambar dia temukan saat hujan di Bali (doi idup di Bali, bo... gimana gua gak sirik mampus?). Dikirim padaku via send file YM beberapa hari lalu, lupa gua kapan. Asli dari sejak gua terima gak mengalami editan apapun...

Tuesday 10 February 2009

Tentang (Mimpi) Gua

ada dua mimpi, mimpi beneran. nista mampus. dan keknyah kerna isi otak gua sedang dipenuhi hal ntuh yah? kampret... ini dia mimpinya, nama tokoh seperti biasa akan dirahasiakan demi keamanan umat... sebenernya gua sembari mo mensensus umat sebab kenapa mimpi gua nyaris selalu hitam-putih pelit energi amad tuh mimpi? jadi si warnanyah tuh yah abu-abu kalo ada cahaya pun kayaknya terjadi di malam hari makanya keliatan samar sisanya tetap sajah abu-abu. hueee,,, ada apa inih?

1. senin pagi buta terbangun dengan mimpi ajahib. ada gua, Babu, n satu orang lagi ntah siapa. lokasi mimpi di salon. cocok bangeud, secara gua n babu demen ma krembath. si Babu dengan rasa-jawa ngemeng. dan, sungguh cerdas mimpi gue sehingga si Babu kagak ada suaranya, ceriteranya doi ngemeng pke Boso Jowo jadi gua gak mudeng. n belom ada penterjemahnya. hahaha... dalam mimpi si Babu berbulumata sangat panjang n lentik serupa bulmat palsu. dia ngemeng2 tentang bojo, dan ntah kenapa di dalam mimpi (eh apa pas gua bangun? keknyah pas lagi mimpi deh?) kok gua serasa mengingat si lelaki-senja yah? si Babu ngemeng semacam merindukan bojo-ne n mpe nangis sok elegan gitu secara si bojo ntuh hanya seseorang yang kastanya di bawah Babu (dan CTA Babu lagi S2 di Eropah. bheuuu, mampus ajah tuh cowo2... konon kabarnya cowo gak suka cewe pintar yah? sebab susah ditepu. hwakakak) ntah kenapa gua serasa mengingat lelaki-senja. trus kebangun lah gua, siap-siap jadi pengasuh bocah.
Pertanyaan : Siapakah si tokoh ketiga dalam mimpi pertama? (gua ajah ga tau. trus apa esensi tu mimpi? teuing, entah...)
gak taunya lelaki-senja SMS gue sorenya.

2. selasa pagi buta pisan (makanya gua ngantuk kurang tidur). mana mati lampu aing mati gaya. SMS lelaki-senja dicuekin gila (jangan-jangan gak sampe pulak? damn...) n ketika akhirnya nyala lampu gue net-not sejenak (maklum teuteup gadis onlen - halakh) trus siap-siap ngasuh bocah sejak pagi. yang ini mimpinya lebih sableng lagi. masa gua mimpi dikejer-kejer ketua himpunan yang di bawah gua 2 taon angkatan n yang bernama eh inisial H - gua diudag eh dikejer2 die kerna kudu mendapat pelatihan memadamkan api di laboratorium dengan baik dan benar. sumpah : tiupkan angin dengan nama Tuhan (nah, yang gua tau biasanya si H inih suka pake ucapan dalam basa Arab nah dalam mimpi gue kok die malah menyebut nama Tuhan dalam baju agama lain yaitu umat nasrani) gitu dia ngajarin gue. bah... aneh kalipun...

nah, gua seperti halnya Freud n Mbah Mardjuki (kalok di Kompas kalian bisa temukan dia dalam nama : TSP) percaya mimpi kami hanyalah alam bawah sadar yang terapung.
jadi pertanyaannya adalah : ada yang tau kenapa mimpi gue hitam dan putih atawa abu-abu doang? sumpaaaah, helep...

karena kamu temanku...

Yah, nista sekali judul eces di atas pemirso? Hokeh, intinya adalah : gue nulis ini untuk semacam terapi mental eh terapi psikis, di tengah perasaan bersalah n perasaan emosi yang menggila. Kepada seorang yang dilabeli : teman. Bukan cuma label, ibaratnya gua tuh utang darah ma die (lebaiii...) - Jangan sedih, bu... Kalok bukan kerna doi kalian gak akan ada yang melihat rangkaian eces gua yang dinamakan orang-orang beradab dan bermasyarakat sebagai : TULISAN.

Ini blog kan? Ini blog, artinya jurnal pribadi - onlen. Dan gue gak kudu kronologis kan? Jadi, di alinea ini gua akan tuliskan kenapa gua emosi ama dia (meski kelak akan ada alasan gak logis n prinsipil yang menyebabkan emosi gua menggila) :
  • dia suka nge-ceng-ceng-in gua. ngerti gak? yah semacam muji-muji lenje dengan diakhiri kata "ciee, cieee..." jadi kayak minta digampar, kan?
  • jadi gue lebih pilih dihina-dina. kacau nih,,, sadomasokis perasaan kali yah? bah... emang dasar udik ae kagak pernah dipuji. jadi ada semacam kecenderungan mental udik gak suka dipuji.
  • emang dasar gua ama dia agak satipe, di kategori congor. congor gua kagak bayar pajak 3 abad, eh congor die masih minta digampar. yang ada gua makin naik oktaf eh dia makin ngenye. tau ngenye gak? ngehe minta dibunuh. alias ngelunjak.
  • dia memulai dengan menyenggol ego gue. seorang yang ,,, yang apa dunk? gua juga gak ngerti apa? bah... intinya si teman ud menyenggol area privasi yang sangat gua tutup rapat. oke, dia ud senggol. trus gua merasa dapat angin untuk terus protes. yang ada apa? dia malah kasi petuah balik. taik bangeud. mana dia yang dulu? yang suka memberi masukan lewat kata-kata keparatnya ntuh?
  • gua n dia ada di waktu yang salah pada waktu yang salah. gua sebagai seorang perempuan yang memiliki sel telur, dan tidak atau belum bersua sperma yang cocok (kayaknya nyari sumber sperma nya dulu deh, yang enak dirasa enak diliat - huehehe...) jadi keknyah mo mulai membuang si para sel telur. itu adalah apa yang dinamakan : menstruasi. lalu gua memutuskan utk menjadi "invisible" ma tuh teman, td sih pilih yang seterusnya. ntah deh kalok gua ud insap mah...
  • gua merasa agak bersalah, sebab tadi gua juga "nyerang" privasi dia balik. semacam mata dibalas mata, nyawa dibalas nyawa. meski gua sadar pisan kalo tuh bocah n gua sama : bentaran emosi bis emosiong ud deh lupa kalo tadi-tadi kite bis berantem. yah, namanya juga pasangan tidur bareng (tanpa desahan, itu kata si lelaki senja, ceritanya doi gue punya - huhuy,,, ngemeng-ngemeng mana tuh kampret? kasar amad yak? mentang2 yang gua tau tuh orang yang kegila-gila ma gua. hahaha...)
  • esyong gua blm masup jg pulsanya daritadi. another kampret.
  • teman sedang lebai : puuut, akhirnya gue jadian ama yang satu lab ama gue (CTA - Cukup Tau Aja, cowo bo...) TA yang aneh sambil pake icon blushy gitu. mending kalo die ud diem. eh sok-sok rahasia gak mo ngemeng nama tuh korban siapa. dah gitu lebai najiez pake tanya kabar gue, n bilang "kita kan temen, crita2 atuh put, emang gimana kabar lu". semakin membuat gua pingin nulis blog hanya untuk pamer betapa lengkap koleksi makian gua, dari yang intelek hingga yang elegan (namanya obsesi jadi selebriti, pantang memaki dengan cara murahan... bheuuu,,,)
  • gua suka setep kalo ada orang lebai yang (sok) pengen bantu padahal gak lebih dari pencuri ide, berusaha mendengarkan kisah-kisah gua. hahaha...
  • oia, lupa. gua hari ini kurang tidur n bis senewen dikerjain bocah. pengasuh anak teladan di Jalan Sudharsono, gyahahaha... jadi gua agak setep (emak bapa gua mah ga usah ditanya. mereka setep liat gua yang makin setep meliat mereka setep. once, perhaps i'm gonna get sorry for this but now i just wanna write down my feelings with truth).
  • semoga abis ini gua bisa dengan kalem menuliskan si mimpi-mimpi keparad gua selama 2malam berturut2. mimpi aneeeeh... (bukan, bukan mimpi basah tentu, meski di luar hujan. hohoho...)

Pesan Moral Kisah di atas : Jangan pernah mencoba berkomunikasi dengan siapapun saat (merasa) emosi. Mending kalok gapapa. Lhah, kalo jadi perang dunia ke4? (kata Einstein PD 4 pakai tongkat dan batu...)

Wednesday 4 February 2009

Tentang Menulis(ku)

Entahlah. Begitu saya memutuskan akan membaptis diri di dunia kata menjadi seniman kata - mohon maap pada para pemakai Baju Agama Kristiani, saya pinjam istilah baptis - banyak yang pada gencar bertanya, sudah sejauh mana kompetensi saya dalam dunia tulis menulis. Bisa jadi hal itu membanggakan, tapi anehnya tidak bagi saya. Saya merasa seolah dilecehkan.

Tanpa tendensi (sok) merendah, padahal berniat meninggikan mutu, saya memutuskan mengeluarkan jawaban paling beres yang bisa saya katakan : Mendingan ajah, deh. Daripada nyoret-nyoret tembok. Begitu saya biasa berucap.

Namun, saya juga bercerita pada beberapa sahabat dan orang-orang dekat sepak-terjang saya. Semacam, bertukar-kabar lah... Bertukar-kabar, adalah pilihan kata yang menunjukkan intektualitas lebih luhur ketimbang curhat. Hehe, jayus bangeud yak? Tau jayus gak? Garink, alias mbosenin...

Setelah dipikir-pikir (kembali menjadi sok penting dan cerdas dengan berpikir), selalu ada yang lebih hebat dari yang terhebat. Apalah guna berbangga diri, di depan mereka yang bukan ada di bidangnya. Sebab, seperti pernah diucapkan seorang adik saya (my brother from anothermotherfather - huehehe, serius lhoh. Adek Andi, pha khabar?) : "Persaingan tidak akan pernah ada secara ideal, sebab tiap orang mestinya akan mengerahkan kemampuan mereka masing-masing, dan akan berbeda hasilnya meski sama entah latar-belakang entah tujuan entah modal dasar". (eh, Dek? bener gak sih ini yang lu omongin waktu ntuh? ah, semacam ini lah yaa?...)

Sungguh tolol, jika saya bersaing kisah menulis dengan rekan bicara yang sukanya menggambar. Jika sudah begitu, alangkah lebih baik jika bertukar kabar dan jika memang saya benar-benar ingin tau aktipitas dia dan menggambarnya, maka saya akan dengarkan dengan sepenuh hati.

Jadi teringat, entah kenapa saya begitu ngotot pingin kenalan dengan seorang yang pernah atau sedang kuliah di jurusan seni, tepatnya seni lukis.

Sekian kisah hari ini, di hari nan dingin di rumah Emak Gue n Babe Aing, pada hari rabu ceria meski dingin : 4 februari 2009. Emak Gue n Babe Aing adalah panggilan cinta dan sayang penuh kasih (meski terkesan nyeleneh. Huehehe...)

Tuesday 3 February 2009

Filsafat Eksistensialisme Masa Kini

Setelah berceloteh tralala bahwa gua lagi getol-getolnya berfilsafat eksistensialisme, gua sebagai pelaku utama perumus teorema tak vivid dan tak valid akan menuliskan falsafatnya dalam versi yang lebih modern alias terkini. Sok gaul gitu gue...

Lebih lucunya lagi, saya menemukan ide untuk perumusan filsafat ini setelah menjelajah sebuah blog cihuy yang nekat jadi pengikut gua. Wah, belom tau dia. Ngikuti mblog gua bisa mbikin gila. Hahak...(WASPADALAH, WASPADALAH...)

Ini ingpoh - Filsafat Eksistensialisme - gua cerna pertama kali setelah membaca Sophie's World edisi terjemahan Basa Indo.

Lebih gilanya lagi, seorang sesepuh (baca : salah satu Penyair Nagari, dan salah lain dari orang gablek - hehek, maap Mbah Mardjuki...) malah berkomentar ke saya, via ceting, bahwa sumber kegelisahan saya adalah mengenai eksistensi.

Wah, apa pulak itu? Jangan kaget, itu hanya pembicaraan tentang puisi. Ndilalah, saya dan dia satu pemikiran. Kurang lebih, bahwa puisi adalah jalan batin (dan saya menyebutnya sebagai suatu kekurangkerjaan) meski kenyataannya nama dia ud dikenal nama gua, nyaris dikenal - sebagai perusuh. Hahaha *dah gitu bangga lagi...

Hokeh, mari kita persingkat tulisan teu peunting ini. Apakah perumusan Filsafat Eksistensialisme versi modern tersebut?

I am narcist, therefor I eksist. (tadinya tuh fatwa kagak pake kata am. secara gua menjunjung tinggi intelektualisme, maka alangkah idiotnya jika gua luput menulisnya dengan tata bahasa yang baik n teler. hueee...)

Hokeh, saya yakin seyakin-yakinnya umat bahwa kalian mesti akan protes dengan kata narcist ini. Dalam bahasa Indonesia mesti bertuliskan narsis, kayak ABG korban sinetron ajah (gila, sebegitu sentimennya gua ama anak-anak ABG n sinetron. hauhauhau...)

Dalam bahasa Indonesia, kurang lebih menjadi : Saya narsis, maka itu saya eksis.

Yah, kan ud menjadi bagian dari kosa kata Indonesia bukan, kata eksis ini. Soalnya rimanya jadi gak pas kalok gak pakai kata eksis. Payah yah gua, segitu sukanya ama rima, si rime anak tetangge. heuuu...

Narsis, jika memang memiliki kompetensi di bidangnya, kenapa tidak?

Hari ginih mah yah, ud gak butuh lagi malu-malu babi - tidak jaman lagi sok-sok merendahkan diri meninggikan mutu. Maka, jika mau merendah, tak perlu meninggikan mutu.

Dengan demikian, fatwa filsafat baru yang tak vivid dan tak valid dengan ini saya nyatakan resmi sah! (curiga gua calon seseorang yang di masa depan akan menderita Post Power Sindrom. ah, semoga tidak...)

NB : jika ada yang tak paham, sila sila mengirim email pada saya *sheuuu, sok eksis n peunting pisan urang...

Monday 2 February 2009

Menjalani Hidup tanpa Menjadi Zombie

Entah tangan mana yang menuntun telunjuk gua untuk meng-klik si tikus (kan ceriteranyah gua sangat nasionalis, sampe-sampe mouse ajah dibilang tikus!). Nah, lupakanlah siapa si tangan mistis itu. Kita eh gua tidak akan bicara hal-hal berbau reliji atau semacamnya. Keknyah gua sedang getol-getolnya ama filsafat eksistensialisme. Hueee, gaya beuud. Kemudian, sampailah gua ke mblog-nyah si mam-germo. Mengenang Romantisme Masa Lalu. Lantas menjelajah ke si Babu. Dan menemukan kenyataan bahwa si Babu ud kembali berblog ria.

Nah, ada apa gerangan? Dari jelajah-nusantara ke mblog si Babu, gua menemukan pencerahan batin. Ini dia kalimahnya : (sengaja bo, gua tidak menyertakan link mblog doi - sebab dua alasan. pertama : doi akan keGe-eRan disangkanya ada yang nguntit dia. yang kedua, pan seperti biasa semua tokoh yang masuk ke mblog gua mesti menggunakan nama samaran demi mencegah terbongkarnya kasus, apapun...heuleuh, jiga EM nu di Jems Bon wae euy)

apa yang gue dapet hari ini:

* mind power adalah segalanya: bahkan kecepatan turunnya salju bisa dimanipulasi, dari romantic snowfall mpe storm

* nikmati apa yang dimiliki, jangan menggunakan apa yang dimiliki orang lain sebagai tolok ukur. setiap orang bisa mencapai kebahagiaan, dengan banyak variasi aneka gaya...

* ternyata salju itu bukanlah sesuatu yang selalu menyenangkan (kembali ke main power) - awas hipotermi, dan kepleset (licin bo!)

Begitulah, betapa pernyataan penting dari mblog si Babu menggugah kesadaran pribadi. Bahwa benarlah apa yang dikatakan mams-germo, jangan jadi zombie. ngapain cape-cape jadi sarjana. hehe. Semacam itulah kiranya. Lantas petualangan menjejak di lapak si Ridwan yang konon kabarnya kondang dengan sebutan biwir (bibir dalam basa Sunda, red.). Nah, di sini nemu lagih pencerahan batin baru. Yah, terasa mengingat kembali tekat bulat euforia setelah membaca Sang Alkemis meski setelah dipikir-pikir itulah gunanya mulut-mulut para motivator yah, mencegah manusia-manusia hampa bunuh diri atau membunuh orang lain. Huh, skeptis benar. Maka, gua memutuskan kembali mengingat mimpi gua. Merapalnya, serupa mantra. Tidak membuat resolusi apapun di tahun 2009 ini sebab gua masih mengusung mimpi lawas gua. Bukan karung beban derita duka nestapa lhoh ya, hanya impian yang tertunda yang kubawa serta dari tahun kemarin.

Akan mengarah ke manakah kisah ini? Ternyata kembali ke mblog si Babu pemirso. Sebab, mblog si germo meski eksis tapi isina mbikin hayang utah - utah teh muntah. Kusabab, eusina sarius teuing. Tungtungna urang lieurrr. Nyaho luh yang pada gak paham gua ngemeng apa, hahak...

Di mblog si Babu ada sebuah berita bahwasanya belio akan melakukan kunjungan kenegaraan kelak di bulan maret. Doi sekarang ini sedang menyelesaikan studi bilologinya di Europe sonoh. Maka tentu saja kunjungan kenegaraan yang dimaksud adalah ke Indonesia Raya.

Dannn, rupanya mataku tertuju pada satu kata : Kuriling edisi Maret-Agustus adalah Yogya-Bali. Mampus,,, sumpah mampus gua mau. Hehek, ntuh mah satu kalimah nya? Yah, kata yang menunjukkan lokasi tempat itulah sebenarnya si daya pikat terletak (kok susunan kalimah gua makin amburadul yah? gpp lah, namanya juga mblog - speak-speak babi alias ngoceh babai). Bali. Yogya.

Mari kita lakukan sedikit telaah sosiologis dan psikis. Dimulai dari Bali. Diakhiri dengan Yogya. Kalo sepulau jawa mah nanti lagih, beda kisah dan sejarah lah.

Bali. Adalah sebuah obsesi untuk mendeklarasikan sumpah saya sebagai seniman (teuteup yaa bu...). Padahal niatnya hanya pingin menjadi seniman yang hidup di Bali. Eh, gara-gara Jeung Kodok gua malah mao berucap sumpah setia pula. Bheu...

Bagaimana dengan Yogya? Yah, awalnya teringat akan beberapa teman kos Mow-mow n kawan2nya pada mlipir ke Yogya ajah gitu tanpa gue. Emang lu sapa, nyet? Hueheheh. Kemudian mereka pepotoan pemirso. Tuh kan, emang paling bener yang bikin gua sirik mampus tuh kerna sesi pemotretannya ntuh!

Udah ajah, gitu doang? Haha, ini dia yang paling menyebalkan. Permainan hormon penyebab sesuatu istilah bernama keren n british : chemistry. As you know, kalo gak tau maka gua kasitau sekarang. i dislike chemistry in any terms. trust me, baby... Setidaknya, kosa asing ntuh lebih elegan dibandingkan : gue jatuh cintronk.

Eh,,, akhirnya gua ngaku juga nih sekarang. Jadi, ceritanya gua punya lelaki baru (emang lelaki lama ada Pyut?). Nah, awalnya becanda cindi eh gue malah mengamini dan meyakini bahwa dia serupa si mams-germo versi lelaki. Dan doi hidup d Djokdja pada saat ini. Rupanya, doi ud punya pacar cing. Haha, gua sih ogah jadi Mayang Sari. Tapi, gua tak kuasa menolak keinginan untuk menjumpai dia di markasnya nun di Djokdja sonoh.

Dengan ini, gua namai dia lelaki-senja. Bukan berarti dia ud aki-aki lhoh ya...

Entahlah. Semacam ada perasaan ajaib. Bukan, bukan cinta. Yang lebih cerdas dikit dunkz.

Gini lhoh. Gua bisa menemukan Lelaki-Senja karena gue awalnya menjelajah lelakiBAIK. Menguliti dia. Dan dongonya, gua malah menemukan bahwa Lelaki-Senja serupa si mams. Sekedar ingpoh, jika diibaratkan : mams sebanding kekasih di kepala (sumpee cing, gua bukan lines...) dan lelakiBAIK adalah sumbernapasku. Meski gua nyatanya tetap bernapas meski dia tidak di sebelah gua. Sebab gua napas mah pake oksigen yang mengalir via hidung ke paru-paru.

Jadi, apa esensi curhatan ini? Semacam kenyataan bahwa, tidak pernah ada kebetulan yang murni di kehidupan ini. Jika memang gua mesti salah, dengan menelesuri kepenasaran gua, akan ketidakbetulan yang suka bertopeng kebetulan, gua terima deh. Daripada hidup gua jadi zombie.

Ah, susah betul manusia mao hidup. Seperti yang gua bilang ke si mams. Penyakit manusia modern dan yang konon, terkini, canggih, global, dan atau dengan segala riwayat pendidikan dan kehebatan, hanya ada dua :
  1. penyakit canggih macam di RS RS keren beken - jantung, paru, usus, apa ajah deh. yang kira-kira biayanya mahal.
  2. penyakit psikis alias sakit jiwa.
Dan secara gua ama si mams, tidak menderita penyakit poin pertama, maka bisa diduga penyakit apa yang kami seharusnya derita?

Mams sampe saat ini adalah sparring partner yang mumpuni. Itu kata eh istilah mengutip pernyataan dia. Lelaki Senja, bagi gue ud serupa si Mams. Dan ndilalahnya doi cowo bo. Secara akyu khan lemah pada lelaki. Halakh...

Seperti biasa, ra ha si a. Semua tokoh jika tidak kepept banget pastilah dirahasiakan identitasnya demi keselamatan dan kemashlahatan umat. Heuleuh...

Maka, kesan dan pesan dari mblog ini adalah. Ah, ternyata gua masih idup. Syukur? Sebentar, itu kata yang aneh dan janggal. Kan kesadaran bahwa gua masi idup ini hanya sebagai pernyataan bahwa gua bukan Zombie. Gua hidup, bernapas, dan berpikir.

Ah, jadi teringat. Bahwa beberapa teman (memutuskan) memakai baju agama : agnostik. Nih tulisan kalo dipanjangin bisa bikin gila baik yang nulis atau yang baca.

Ajahib. Ini benar-benar ajahib.