Thursday 26 April 2007

Naga Bonar Jadi 2


Sebuah film sekuel yang jauh dari bayang-bayang sukses pendahulunya, DAN SUKSES PULA. saya yakin, menonton film ini ibarat membeli "one whole package".

ada drama keluarga, patriotisme tanah air, religi, hubungan ayah dan anak, percintaan romantisme dan percintaan keluarga, kesetiaan, budaya, logika, komedi, SEMUA CAMPUR JADI SATU dan OKE PISANNN. A MUST SEE FILM - FILM WAJIB TONTON. bukan semata nama tora sudiro dan deddy mizwar, karena nama lain pun memberi keseluruhan jalan cerita yang bagus. uli herdinansyah, darius sinathrya, mike p. (lupa panjangannya apa), De eL eL...


sudah saatnya masyarakat mendapat alternatif tontonan YANG BERBEDA. bukan semata-mata penonton yang harusnya jeli dan cerdas memilih film, para sineas juga HARUSNYA JELI DAN KREATIF DALAM memberikan alternatif tontonan. TEMA YANG BERBEDA DENGAN CITA RAS TINGGI.


sekali lagi, two thumbs up, acungan 2 jempol DAN BAHKAN STANDING APPLAUS untuk deddy mizwar. dan terutama sang penulis skenario film ini. karenanya pula, ide yang terpendam 2 tahun bisa terwujud.



hidup film INDONESIA...
kamis, 26 april 2007

setelah sekian lama... akhirnya semua perubahan dan jawaban muncul...entah deh. barusan menemukan sendiri kalimat bijak:

1. "Haram hukumnya di KIMIA kalu bilang sesuatu engga pake INSYA-ALLAH..." - mengingat peristiwa seorang teman yang jadwal kelulusannya mulur terus, padahal doski udah hakkul yakkin dari jaman kapan...maabh, bukan maksutkuh menyinggung perasaan anda yang mungkin merasa.

2. ada dua kemungkinan. pertama yaitu berada di tengah-tengah dunia kelam penuh dosa dan memiliki sedikit akhlak baik di dalamnya. kedua, hidup di tengah-tengah dunia penuh p[ahala, tetapi tetap masih menjadi pendosa. saia pribadi memilih yang pertama. - untuk yang satu ini, merujuk pada kenyataan bahwa kecenderungan orang suka menghubungkan lingkungan pergaulan seseorang dengan akhlaknya. tidak apa hidup dengan para pendosa, jika QTA bisa memiliki akhlak mulia... oh, so sweet pisan saia teh...


sekian sajahlah berita hari ini. redaksi mohon maabh jika ada kekurangakuratan ingfo...

Saturday 21 April 2007

ROKOK – FEMININ VERSUS MASKULIN

ROKOK – FEMININ VERSUS MASKULIN

Siapa yang tidak kenal rokok? Baik mereka perokok atau tidak, semua tau apa itu rokok. Bedanya, mungkin perokok tau rasanya rokok sehingga mereka merokok dan yang tidak merokok tidak tau sehingga tidak merokok. Tapi itu tidak mutlak. Tidak perlu jadi perokok untuk tau gimana rasa rokok sebenarnya.
Sekarang ini, sudah banyak cewe yang ikutan merokok. Buat gue pribadi, keliatannya oke aja tuh cewe merokok. Walaupun engga bisa dihindari, bahwa imej cewe perokok itu identik dengan imej cewe murahan. Yang jadi pertanyaan, atas dasar apa maka asumsi ini disamaratakan. Kalo cewe tidak boleh merokok, kenapa cowo merokok?
Gue iseng survey beberapa orang cowo, tentang kebiasaan merokok. Berikut ini laporannya.

Sabam : “Gue ngerokok sejak kuliah. Sekalinya ngerokok langsung kuat. Sekarang udah banyak berkurang, cuma 2 batang sehari.” (setelah melalui beberapa percakapan, langsung dan via telepon selular)
Gilunk : “…” (diam, tapi dia engga ngerokok juga tidak sembunyi-sembunyi belajar ngerokok, gue yakin itu sebab dia ade gue tercinta)
Gohchieh : “Iya. Gue takut keterusan jadi perokok, jadi engga berani nyoba.” (percakapan ketika sedang dalam perjalanan entah)
Bapa_Syam : “Saya merokok bu, kenapa gitu?” (menebak karena di primary-picture dia ada pose dia dan rokok di ujung bibirnya, dan dengan pola hidup insomnia alias kalong alias tidur larut malam, biasanya pasti merokok) “rokok saya bukan yang di iklan itu, bu” (percakapan terjadi via telepon seluler)
Arca Gununk : “engga, masa kamu engga liat bibir aku” (via telepon rumah ke seluler – jawaban ketika beliau ditanya apakah merokok atau tidak, tapi korelasi ama bibir apa?) “1. asap rokok bikin badan bau 2. ganggu orang di tempat umum 3. ga sehat (pastilah) pokona anti rokok” (jawaban lanjutan via SMS)

Sedangkan dalam suatu kesempatan, gue pernah nongkrong bareng di suatu tempat dengan seorang teman gue, cewe, yang ternyata perokok. Inisialnya DF, statusnya saat ini mahasiswa fakultas sastra – sekampus ama gue. Saat percakapan terjadi, dia bawa rokok mentol merek tertentu, masih yang kadar ringan kalo gue engga salah baca label. Dia mulai menghembuskan asapnya saat dia cerita kalo dia mulai merokok sejak SMA.

Sambil mulai cerita, dia mulai nyalakan rokoknya. Tapi sebelumnya dia minta maaf dulu “sori gue ngerokok depan lo.” Dan gue jawab gapapa.

“Awalnya karena ada suatu kejadian, gue mulai ngerokok. Ternyata keterusan. Rokok dan kopi. Tapi gue sekarang mulai berhenti. Paling ngopi, bikin racikan capucinno sendiri. Walaupun temen-temen gue banyak yang balik lagi ngerokok, tapi gue engga mau cuma gara-gara temenan ama mereka gue balik ngerokok lagi.”

”Menurut gue, gue sendiri setuju rokok itu tidak baik. Tapi gue juga engga suka dengan statement cowo-cowo yang seenaknya aja nge-judge cewe-cewe merokok sebagai wanita tidak baik. Gue akui, kadang cewe-cewe itu goblok. Mereka pameran gitu ngerokok di depan umum. Padahal gunanya ngerokok itu untuk dinikmati. Ngapain ngumbar-ngumbar depan orang? Tapi balik lagi ke cowo-cowo, kenapa juga ngelarang cewe ngerokok kalo dia sendiri ngerokok?”

Dari pernyataan DF, gue setuju kalo kebanyakan cowo langsung menghakimi cewe perokok tanpa tau dan mau tau alasan kenapa cewe itu ngerokok. Walaupun gue setuju bahwa rokok engga oke buat kesehatan.

Bahwa cowo merokok itu wajar, dan jika tidak maka luar biasa. Jika cewe tidak merokok wajar sedangkan cewe merokok dianggap dosa. Agak hiperbol sih, bukan dosa lebih tepatnya, tapi tatapan menuduh.

Dari jaman Raden Ajeng Kartini memperjuangkan hak kaum wanita, sampai sekarang ini di era teknologi, isu gender masih terus berlaku. Engga cowo yang nyari gara-gara, engga cewe juga yang pada mancing. Kalau gue pikir, Ibu Kartini engga memperjuangkan kesamaan hak wanita agar mereka bisa merokok sejajar pria. Tapi juga bukan berarti merokok itu hak setiap orang.

Iya sih, merokok adalah hak setiap orang. Perputaran uang di dunia produksi rokok jelas sangat besar, coba aja liat berapa banyak acara yang disponsori rokok? Rokok juga penyumbang devisa negara terbesar, setelah entah apa. Dan rokok adalah satu-satunya iklan di tanah air yang tidak langsung ke sasaran. Coba deh perhatikan iklan rokok. Tapi yang tidak kalah menarik adalah, iklan rokok seringnya ditujukan untuk cowo-cowo. Lagi pula, roko selama ini identik dengan asik.

Padahal khan engga perlu juga jadi perokok biar jadi asik, itu sih gimana bakat asik atau engganya.

pastinya kalo gue asik, itu udah jelas...

Rokok, menurut gue, pada dasarnya adalah benda uniseks. Buat cewe dan cowo. Tapi tetap aja merokok adalah kebiasaan engga baik. Berapa banyak zat berbahaya yang kita isep kalo kita ngerokok. Tar, nikotin, dan banyak racun lain.

Meskipun demikian, merokok atau tidak juga hak seseorang. Engga perlu nimbulin isu gender, dan terutama para perokok – hargailah para perokok pasif. Sebab bahaya asap sisa kepulan dari perokok bagi perokok pasif bahayanya lebih besar daripada para perokok sendiri.

Jawaban cerdas alias dalih dari pernyataan ini adalah ”kalo gitu jadi perokok aja sekalian.”. Nah, yang begini ini yang ngaco.

Cewe dan cowo memiliki hak yang sama untuk merokok, seperti halnya mereka punya kewajiban yang sama untuk menjaga kesehatan diri dan sekitarnya dari efek negatif rokok.

Saturday 14 April 2007

Wanita dan Emosi Jiwa
hari ini 14 april 2007, adekkuh gilunk ultah ke 16. masiy kecuil buanjettt. tapi 2 hari lagi udah mao ikutan UAN dan masup kuliah. oh, prematur sekolah niyyy...
Dan hari ini pula akyuh abis TEST TOEFL-LIKE a.k.a. TO-TOFEL-an di jur-kim lalu disambung dengan UTS Pemisahan. ya nasip ya salam.
Yang seru tuh, dari kemaren sampe siang ini ExpLoR-kuh pulsana awet alias engga dipake. secara kamis malam jumat duonk, menggila nelpon orang. siapakah orang yang ditelepon ituh? tidak lain dan tidak bukan adalah bapak syam. yang kusukai poni lemparnya dan kusukai gayanyah dengan rokok ituh.
gara-garanya tuh mao nelepun arca tapi setelah dicoba dy ngangkat telpun dengan suara ngantuk. jadi banting setir deh. dan aku pun menelepun ke si pak syam. makasih yaa dah bikin aku jadi ilang mood wat nangis dan ketawa lagih. halakh...
dan alasan bodoh nelepun mahal-mahal ituh karena lagi mellow pengen nangis-narcis. oh, so...padahal, saat ini setelah dikaji ulang apanya coba yang bikin gue pengen nangis waktu ituh? duh yaa...
so here i am, this is it !!! semangatku kembali lagih dan akuh mulai cerdas kembali. suatu kemajuan pesat.

Tuesday 10 April 2007

Memilih Jalan Hidup

Sumpah. Umur gue sekarang 22 tahun, tepat bulan juli nanti. Itu juga masih alhamdulillah dulu sekolana prematur. nah, sekarang lagi nyelesaikan studi biar jadi sarjana rasanya berattt bangeud. udah kayak lagu PHB yang mahasiswa rantau euy. dan yang lebih nyesek adalah dukungan moral dari seorang bernama indra, dalam FS saya. berikut kutipannya :




  • iNdRa
  • Posted 10/4/2007
  • sok sing betah kuliah dugi ka nini nini...janten MABA (Mahasiswa ABAdi)


huhuhu... nyeseknyah dirikuh inih !!! oh, so...

Awas ajah kamuh yaa Ndra?!!! suatu saat lo bakalan nyesel udah menghina mahasiswa tingkat akhir !!!

Sunday 8 April 2007

minggu, 8 april 2007

Sulit memang, untuk mengamalkan kalimat klise. ALLAH SWT selalu Mengetahui yang terbaik untuk hamba-NYA. apa pun itu, aku sedang mengamalkan kalimat itu. Sebuah kebijaksanaan pribadi yang muncul setelah pergulatan batin sekian tahun. Esensi diri, dan sebuah jawaban akan sesuatu yang basurd. Kenapa? Karena baik pertanyaan maupun jawaban itu muncul dan aku telaah pribadi dengan melibatkan banyak orang. Bukan cuma aku sebagai korban. Tetapi orang lain telah menjadi korban, walaupun bukan karenaku (aku tau itu).

Aku lalu teringat akan sebuah pertanyaan tolol buletin board di Friendster. Pernah dikhianati teman? Aku dulu sering berpikir, kenapa aku dikhianati? Tetapi sekarang, aku berpikir sebaliknya. Bukannya tidak mungkin akulah sang pengkihianat itu? Aku justru membuat orang lain jadi korban atas kelalaianku. Dan aku bahkan berpikir, apa sebenarnya bentuk pengkhianatan itu? Sesuatu yang prinsipil dan riil, tidak seharusnya menjadi ajang perdebatan dan pengkhianatan. Siapa berkhianat kepada siapa?


Ya Rabb, ENGKAU Yang Maha Agung pemilik semesta raya. Mohon ampunanku padaMU. Dan ya,kali ini aku benar-benar percaya bahwa ENGKAU SELALU TAHU APA YANG TERBAIK. bahkan ketika aku tak tahu lagi apa yang sebenarnya aku inginkan atau aku butuhkan...Semoga, aku bisa selalu mendekatiMU Illahi Rabbi
SMS, eh Pesan Dari Surga - Kenapa Neraka tidak?

Ituh pelem oks juga. Walau cenah mah tetap sajah kurang begitu diminati. Jadi, apa esensi film ituh?
Begini. Film itu mengandung pesan moral bahwa sedia payung sebelum hujan. Bahwa, penyesalan selalu datang di akhir dan keterlambatan tiada guna disesali. Serta bahwa sebaiknya sebagai manusia beradab, mempercayai Tuhan masing-masing dangan beribadah menurut tata cara yang diyakini dan dianutnya.
Saya lantas teringat tata cara kelulusan di Universitas negeri tempat saya masih berstatus mahasiswa saat ini (semoga lekas lulus, amin...). Kenapa masih juga dipermasalahkan bahwa foto untuk ijazah dkk mesti menampakkan kuping, dan wanita-wanita berkerudung atau berhijab atau apapun istilahnya HARUS membuat surat pernyataan bermaterai agar mereka tidak perlu memperlihatkan kupingnya. Hah? ada apa ini? Apakah dengan terlihatnya kuping dalam foto ada JAMINAN DIA BISA MENDENGAR KELAK? Mendengar pesan dari surga dan membawanya ke neraka? Mendengar rintihan permintaan tolong? Apa esensi foto ijasah dengan kuping yang musti kelihatan dan FUNGSI KUPING sebagai alat dengar?












.

QMiA ---> S.Si + StReSS ---> reduksi StReSS dg HEDON + PARTY = QmiA (S.Si) MAHAL


gambar ini dapat diakses di www.friendster.com/duniaputri


Sebagai penutup, saya hanya ingin menginformasikan bahwa film Pesan Dari Surga saya tonton dalam versi VCD Asli, walaupun tidak di bioskop. Kenapa? Karena saya berkeinginan untuk menjadi masyarakat yang sadar akan apresiasi terhadap hak-cipta dan turut mendukung kemajuan Film Indonesia. Sejauh apa turut serta masyarakat dalam mendukung perfilman Indonesia? Dengan menonton film-film tersebut asli.


Mari, kita dukung kemajuan Film Indonesia. jika bukan kita yang menghargai film negeri kita sendiri, siapa lagi?

Wit Love n honor to : Nia Dinata, Mira Lesmana, Riri Riza, Monty Tiwa, Thomas Nawilis, dsb. Hope one day, i'll be part of the team. Amin ya Rabb...
JAKARTA UNDERWEAR, eh - UNDERCOVER : FILM VS NOVEL

Meskipun memiliki judul yang sama, jelas sudah bahwa Jakarta Undercover yang selanjutnya kita singkat dengan Jey-U (not Jey Lo a.k.a. Jennifer Lopez lho yaa!) memang memiliki sub plot sama yaitu SISI DALAM JAKARTA yang tidak semua bisa tahu dan mungkin TIDAK SEMUA PENTING untuk diketahui.

Jey-U adalah sebuah potret tentang sisi gelap jakarta yang merupakan sebuah kota metropolitan dan juga ibukota suatu negara yaitu Indonesia. Bahwa, segala bisnis haram dan dunia hedonisme mendapat porsi lebih di Jakarta. Oke, bukan itu intisari yang akan kita ulas di sini. Kita akan kupas Jey-U dalam bentuk novel dan film.

Adalah kebetulan, bahwasanya saya memiliki waktu lebih dan membaca buku Jakarta Underwear, upss... lagi-lagi salah. (jakarta Underwear - footnote by Dinchews,2007 - karena dalam novelnya memang banyak dibahas tentang ISI DI BALIK UNDERWEAR. anda tahu underwear bukan?). Setelah itu, saya berkesempatan menonton film-nya. (terima kasih pada tim huru-hara yang suka pesta dan hedon, atas traktirannya...).

Perbedaan mendasar dari keduanya adalah bahwa, dalam buku Jey-U digambarkan perjalanan rohani seorang penulis bernama Moammar Emka dari satu tempat clubbing ke tempat clubbing lainnya. Dan bahkan perjalan wisata rohani itu tidak selalu melulu harus pergi ke sebuah lokasi, tetapi bisa juga dipesan. yaa, sekarang khan tekologi sudah begitu canggih. kenapa engga bisa sewa-bayar-dimuka dan memesan? Sedangkan dalam film, ada suatu tema yang berawal dari sebuah tempat dugem - berawal dari cara mencari nafkah dengan menjadi sexy-dancer. Entah juga siapa penulis skenarionya. Namun, benang merah dari keduanya adalah sama. Bahwa dunia malam adalah lahan yang tidak pernah beristirahat di malam hari. Ketika kesenangan semu dan kenikmatan duniawi bisa membuat penat hilang. (kalimat ini terinspirasi dari lirik lagu Let's Dance by Melly Goeslaw feat. BBB).

inih salah satu contoh gambar yang nyeni. akuh dan Lee powsh bersama... dududu





.

BT - pows kayak di pelem-pelem KorEa ntuhy Lho


Bukan semata menuduh sepihak bahwa Jey-U adalah potret nyata keaslian di balik Sebuah Kota Jakarta. toh saya bukan seorang pengamat film atau apa. Ide. itu yang saya lihat dari film Jey-U. kenapa? karena sebuah ide mengantarkan terbuatnya film tersebut. seperti halnya dulu bang Emka memiliki ide untuk membuat novel Jey-U.

Bukan berati tontonan seperti Jey-U menunjukkan budaya rendah atau apresiasi penonton yang juga rendah. Tetapi, seperti analogi makan. kita tidak selalu memakan makanan enak dan sehat bukan? Begitu halnya dengan nonton film. Ini bukan berarti pembenaran terhadap penikmat film BokeP lho yaa...

Untuk hari film nasional yang telah lewat begitu saja, 30 maret kemarin. mari, kita dukung kembali kejayaan FILM INDONESIA.